Puisi :
Dari Proklamasi Hingga Hari Ini
Rasanya baru kemarin kita merdeka
Dari setiap penjajahan angkara murka
Tapi ini sudah enam puluh tahun bung !
Rasanya kita bermimpi buruk
Membangun negara seperti mengeja kata
Pada sebuah novel seribu halaman
Lalu kita seperti tergagap untuk mengeja kata
“Korupsi, judi, narkoba, nepotisme, perkosaan
pembalakan hutan, perampokan, pembunuhan”
de .. el.. es.. be ..
cis isinya lebih dari separuh buku novel itu
lebih dari separuh perjalanan negeri ini
lebih dari separuh manusia Indonesia
dalam penjajahan dan pebudakan modern
pantas saja rasanya kita sudah terbiasa
dengan pendidikan terbelakang, kemiskinan merajalela
busung lapar, disintegrasi bangsa, pengebirian ham
dan setumpuk masalah ipoleksosbud hankam …..
“Aku malu menjadi Bangsa Indonesia”
begitu sang pujangga berteriak
ditengah samudra bangsa yang luas
ditengah sepinya moral dan kebaikan
Inikah kalimat bernilai untuk melecut anak bangsa
Atau hanya sekedar keputus-asaan sang pujangga
Wahai anak negeri bertekad baja, berhati mulia
Berjiwa besar, berwawasan luas, bercita-cita tinggi
Kita bangsa Indonesia bersumpah
Demi negeri ini
Demi generasi dan regenerasi
Mari kita berjanji
Bahwa Indonesia harus bersatu
Bahwa Indonesia harus kuat
Bahwa Indonesia harus maju
Bahwa Indonesia harus jaya
Mari kita robek halaman kelam dalam novel itu
Walau lebih dari separuh buku
Mari kita ukir kata demi kata
“Aku Bangga menjadi bangsa Indonesia”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar